“Pertempuran Para Dewa”
Agaknya begitu yang sedang terjadi di Jawa Barat saat ini. Sebagian media lain menyebutnya dengan istilah Perang Bintang. Pemilu
Jawa Barat kali ini memang dipenuhi dengan kandidat yang berasal dari
dunia hiburan. Wajah dan nama yang tadinya hanya akrab dengan masyarakat
melalui layar kaca, sekarang sedang mencoba peruntungan mereka di dunia
politik. Berita mengenai pemilihan Gubernur Jabar pun ramai diberitakan
berbagai media. Kandidat yang turun memang bukan sembarang kandidat,
mereka adalah tokoh dengan potensi dan kompetensi yang diperhitungkan.
Itulah sebabnya pemilu Gubernur Jabar ini menjadi pemilu yang disorot
oleh seluruh rakyat Indonesia, setelah pilgub DKI tentunya.
Berikut adalah profil singkat kelima pasang “Titans” yang akan bertempur di pilgub Jabar Februari mendatang (urutan berdasarkan nomor peserta pilgub) :
1. Dikdik Mulyana - Cecep Suryana

Dikdik adalah tokoh yang lahir
di Bandung, 14 Juni 1955, beragama Islam dan asli keturunan Sunda Jawa
Barat. Ia memperoleh pendidikannya di Akademi Kepolisian 1978. Selepas
menamatkan studinya, Dikdik menempati beberapa jabatan strategis di
dunia kepolisian, diantara lain Kadit Serse Polda Kasel, dan Wakapolda
Kasel. Saat ini, Dikdik merupakan Kapolda Polri yang baru diangkat
27 januari lalu menggantikan Kapolda sebelumnya. Namun pengangkatannya
sempat mengagetkan masyarakat Kepri disebabkan oleh isu telegram
rahasia.
Cecep adalah sosok yang
dibesarkan di keluarga militer. Sedari awal, Cecep sudah berkecimpung di
dunia pemerintahan. Karirnya di awali dengan posisi Camat, dan berakhir
di jabatan Sekretaris Daerah Kab. Indramayu. Selain itu, Cecep pernah pula menjadi Komandan Satpol PP Indramayu pada tahun 1987.
Dikdik dan Cecep merupakan
satu-satunya pasangan yang maju secara independen di pilgub jabar.
Dukungan suara faktual terhadap pasangan ini sempat dinilai kurang oleh
KPU Jabar. Namun akhirnya, Dikdik dan Cecep bisa menutupi kekurangan
suara tersebut di tenggat waktu yang ditentukan sehingga KPU Jabar
mengesahkan mereka sebagai kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar
dengan nomor urut 1. Di polling Cagub Jabar yang dilakukan oleh berbagai
institusi, pasangan ini menempati urutan terbawah. Walaupun
mengedepankan independensi dalam pencalonannya, sepertinya pasangan ini
belum banyak dikenal oleh masyarakat Jawa Barat.
2. Irianto Syafiuddin - Tatang Farhanul

Irianto atau biasa dikenal dengan sebutan Yance. Yance adalah anak
ke-14 pasangan H. Mursyid Ibnu Syafiuddin dan Hj. Nyi Iyeng yang lahir
pada 27 Oktober 1955. Yance menghabiskan masa kecilnya di Indonesia
Timur, tepatnya di kota Ambon. Yance sempat menjabat sebagai Bupati
Indramayu periode 2000-2005. Saat ini, Yance masih menjabat sebagai
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2009.
Tatang adalah politikus
yang berasal dari PPP. Tatang adalah mantan Bupati Tasikmalaya yang
menjabat selama lima tahun mulai dari tahun 2001 hingga 2006. Ia berniat
mencalonkan diri kembali di periode berikutnya namun gagal. Namanya
sempat disebut-sebut terlibat dalam kecurangan pemilihan Bupati di tahun
2001. Tatang dituding berpihak kepada salah satu calon dengan
mengirimkan 100.000 kartu pos bergambar salah satu kandidat kepada para
penerima BLT, pengurus RT/RW, dan aparat desa se-Kabupaten Tasikmalaya.
Yance dan Tatang maju di
pilgub Jabar dengan dukungan parta Golkar. Yance memang nama yang sudah
cukup dikenal oleh masyarakat Jawa Barat, tetapi berpasangan dengan
Tatang agaknya kurang mendongkrak pasangan ini ke tingkat popularitas
yang diinginkan. Terlebih kasus yang dialami oleh Tatang di pemilihan
Bupati Tasikmalaya lalu yang sempat menjadi isu populer di masyarakat
Tasikmalaya. Pasangan ini disahkan oleh KPU Jabar sebagai Pasangan
dengan nomor urut 2.
3. Dede Yusuf - Lex Laksamana

Dede adalah tokoh
kelahiran Jakarta, 14 September 1966. Ia dikenal sebagai aktor film laga
Indonesia. Selain itu, Dede juga pernah melakoni profesi foto model, presenter, produser dan sutradara.
Kemudian, Dede merambah dunia politik sebagai anggota DPR dari Partai
Amanat Nasional (PAN) selama periode 2004-2009. Saat ini, Dede masih
menjabat sebagai Wakil Gubernur Jabar mendampingi Ahmad Heryawan.
Lex adalah mantan
Setda (Sekretaris daerah) Jawa Barat. Ia menghabiskan masa kecilnya di
Bandung hingga pendidikan tinggi. Karinya banyak berada di wilayah
perairan dan sumber daya alam. Diawali dengan jabatan Direktur Irigasi
Dep. PU di tahun 1977, hingga terakhir menjabat sebagai Sekretaris
Daerah Jawa Barat. Sayangnya tak banyak info personal mengenai karakter
maupun kepribadian Lex Laksamana yang diekspos ke publik.
Dede dan Lex adalah salah satu calon incumbent di
pilgub Jabar. Mereka diusung penuh oleh Partai Demokrat dan beberapa
partai lainnya. Walaupun didukung oleh partai besar, banyak yang
berpendapat bahwa kisruh nasional parta demokrat akan memberi efek
domino bagi perwakilannya di daerah lain, termasuk pasangan Dede dan Lex
ini. Selain itu salah satu Pengamat politik UI, Iberamsjah
mengatakan, warga Jabar lebih mengenal Dede sebagai artis ketimbang
pemimpin. Hal tersebut tentu akan memberatkan langkah Dede ketika ia
memutuskan untuk maju sebagai calon utama dalam pilgub jabar.
4. Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar

Ahmad Heryawan atau yang akrab disapa dengan Kang Aher. Aher adalah gubernur incumbent yang
ikut meramaikan pesta demokrasi di Jawa Barat. Aher merupakan putra
asli tanah pasundan yang tinggal di pesisir pantai Jawa Barat. Selama
masa menjabat, Aher berhasil memimpin Jabar memperoleh 92 penghargaan
dari berbagai bidang. Penghargaan yang paling ramai dibicarakan media
adalah predikat Wajar Tanpa Pengecualian yang berhasil diperoleh saat
pelaporan pertanggungjawaban keuangan pemprov Jabar. Penghargaan
tersebut langsung diberikan oleh BPK dan Pemerintah Pusat. Selain itu,
Aher juga dikenal sebagai gubernur yang suka bekerja keras. Ia biasa
melewatkan hari kerjanya dengan mengunjungi 4-5 lokasi di daerah
pemerintahannya, hingga kemudian baru pulang ke rumah dinas di atas
pukul 12 malam. Sayangnya, pencitraan Aher tak sebaik Jokowi, padahal
kinerjanya sama atau bisa jadi lebih baik.
Deddy Mizwar adalah tokoh
yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Namanya selalu bersanding
dengan film-film yang berkualitas. Karya-karyanya seringkali menyentuh
isu nasionalisme yang dikemas dengan apik, unik, bahkan tak jarang satire seperti
yang ada di film Nagabonar Jadi Dua. Di dunia perfilman, Deddy Mizwar
dikenal sebagai pribadi yang memiliki idealisme dan selalu berjuang
mempertahankannya. Hal tersebut tercermin dari film layar lebar maupun
serial yang ia sutradarai. Karyanya selalu berisi muatan yang bergizi
dan tak asal mengikuti kemauan rating seperti sutradara
kebanyakan. Pencalonan Deddy Mizwar sempat menghebohkan, sebab ia
terkenal sebagai tokoh yang independen. Mengenai hal tersebut, Deddy
Mizwar memiliki jawaban menarik, “Andaikata ada orang yang
menunggangi saya dan karena ditunggangi saya ada manfaat untuk
masyarakat yang sangat besar, maka jangan tunggangi saya 5 tahun.
Tunggangi saya 20 ribu tahun”
Aher dan Deddy merupakan
pasangan Cagub Jabar dengan nomor urut empat. Disebut-sebut pasangan ini
merupakan salah satu calon terkuat yang akan memenangkan pilgub Jabar
di Februari mendatang. Banyaknya penghargaan yang diterima oleh provinsi
Jawa Barat menjadi bahan publikasi utama bagi pasangan ini. Akan
tetapi, seperti biasa majunya artis ke kancah politik terkadang masih
diragukan oleh beberapa pihak.
5. Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki

Rieke mengawali karirnya di industri hiburan, melalui film dan teater. Namanya dikenal luas ketika memerankan tokoh Oneng, gadis blo’on dan terlalu lugu yang merupakan istri seorang sopir Bajaj bernama Bajuri. Saat menjadi artis, Rieke sempat menuai kontroversi ketika membatalkan pernikahannya dengan seorang lelaki, kemudian menikah dengan laki-laki lain yang menjadi suaminya saat ini. Rieke kemudian memulai debut politiknya sebagai anggota DPR periode 2009-2014. Hingga saat ini, Rieke dikenal sebagai aktivis feminis oleh kebanyakan masyarakat.
Teten adalah tokoh yang lahir di Garut, Jawa Barat. Teten mengenyam pendidikannya di IKIP Bandung jurusan Kimia. Selama ini, Teten dikenal sebagai tokoh independen yang tidak berafiliasi dengan parta manapun. Ketika memutuskan maju sebagai Wakil Gubernur, banyak masyarakat yang menyayangkan sebab dengan kapabilitas yang Teten miliki, ia diharapkan mampu memberi kontribusi lebih daripada sekedar Wakil Gubernur.
Rieke dan Teten adalah pasangan yang diusung oleh PDIP. Mengikuti jejak Jokowi-Ahok, pasangan ini menjadikan kotak-kotak sebagai trademark mereka. Namun sepertinya hal tersebut belum memberikan dampak yang signifikan terhadap persepsi masyarakat Jawa Barat. Jokowi dan Ahok menang di Jakarta disebabkan oleh figuritas yang kuat, sedangkan walaupun Teten berprestasi baik di lembaga ICW, tokoh Rieke masih sering dipandang miring tentang isufeminis yang diangkatnya. Terlebih ketika Rieke memutuskan mundu dari partai islam PPP kemudian berpindah ke PDIP. Bagaimanapun, isu agama tetap menjadi isu yang signifikan di dunia perpolitikan, apalagi dengan karakteristik masyarakat Jabar yang terkenal agamis.
Sekian profil singkat kelima Titans yang akan ditentukan nasibnya di Februari mendatang. Semoga ulasan singkat ini dapat membantu Anda menentukan sikap dalam memilih. Sebab kebenaran adalah keberpihakan.

OK
BalasHapusmaksih bro
Hapus